putri ariani alami retinopathy of prematurity
Diposting oleh :

Putri Ariani Peraih Golden Buzzer America Got Talent Alami RoP, Kenali Penyebabnya

Masih menjadi perbincangan hangat, betapa seorang dengan fisik terbatas namun mampu mengguncang dunia karena talentanya yang luar biasa. Ya, dialah Putri Ariani, pemecah Golden Buzzer di ajang bergengsi American’s Got Talent setelah menyanyikan lagu ciptaannya sendiri dan diiringi piano mandiri, dengan kondisi tanpa penglihatan.

Mungkin sebagian dari kita belum mengetahui tentang kondisi buta yang dialami Putri Ariani ini sebenarnya karena apa, sejak lahir atau tidak, dan apakah bisa diobati atau permanen, dlsb.

Anda akan menemukan jawabannya di sini karena akan kami kupas satu persatu.

Fakta Kondisi dan Kisah Hilangnya Penglihatan Putri Ariani

Gadis 17 tahun asli Yogyakarta ini menuai kagum sekaligus rasa empati yang tinggi. Mengingat keahliannya di tengah kondisi matanya yang tidak bisa melihat, termasuk hal yang unik dan memicu semangat bagi yang mengikuti perkembangannya.

Bayangkan saja, jika seseorang bisa bermain piano dan menciptakan lagu sekaligus menyanyikannya dengan indah, bahkan masih remaja, sudah termasuk skill keren. Apalagi seseorang ini penyandang tunanetra dan masih tergolong usia belasan.

Putri Ariani terlahir dengan kondisi spesial, yakni vonis buta saat ia masih dalam kandungan 6 bulan karena ROP atau Retinophaty of Prematurity. Hal ini membuat Putri terlahir sudah tidak bisa melihat keindahan dunia ini hingga detik ini.

Seperti namanya, ROP ini bisa dialami oleh bayi yang terlahir prematur atau beratnya kurang dari 1.3kg dalam hal ini dialami Putri Ariani.

Baca juga :
Katarak
Operasi Katarak
Operasi Katarak Gratis

Tentang Retinopathy of Prematurity (RoP)

putri ariani

Sebenarnya apa itu ROP yang dialami bayi prematur ini? Bagaimana bisa bayi yang terlahir sebelum waktu normalnya berpotensi mengalami kebutaan?

Retinopathy of Prematurity yang dialami Putri Ariani ini terjadi ketika ada pembuluh darah yang abnormal tumbuh di Retina mata. 

Retina merupakan bagian jaringan mata yang peka dengan cahaya. Letaknya  tepat di belakang mata dan berfungsi menangkap bayangan yg diteruskan dari bagian mata lainnya. 

Pada bayi ROP, Retina bisa mengalami kerusakan dan ablasi atau robekan Retina sehingga bisa mengarah pada kehilangan penglihatan. Sehingga ROP sendiri bisa masuk pada tahap yang menuju kebutaan. Namun ada pula yang dapat membaik setelah pengobatan dan perawatan. Mata pun sehat meski ada bibit ROP.

Dalam kasus Putri Ariani, ROP yang dialami sudah sampai tahap lepasnya Retina sebagian atau bahkan sepenuhnya sehingga jalur pengobatan pun sudah tidak ampuh meski sudah ditempuh.

Terlebih perkembangan tingkat keparahan Retinopathy of Prematurity ini termasuk cepat, sehingga perlu cepat tanggap dalam mengobati.

Baca juga :
LASIK
Mengenal Retinopathy of Prematurity (ROP)

Penyebab Retinopathy of Prematurity (ROP)

rop putri ariani

Sebab dari ROP ini sendiri adalah pertumbuhan janin dalam kandungan yang kurang optimal, sehingga membuat pembuluh darah berhenti berkembang normal. 

Retina ini akhirnya mengembangkan pembuluh darah baru yang justru tidak normal. Kondisi medisnya disebut Neovaskularisasi Retina. 

Kondisi pertumbuhan apa yang tidak normal? Yakni pertumbuhan arah pembuluh darah yang keliru seperti terlalu jauh dari Retina. Jika demikian, maka pembuluh bisa menarik Retina ke atas dari bagian belakang mata dan memicu robekan Retina.

Nah di bawah ini adalah bermacam faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan RoP bisa dialami oleh bayi yang prematur, yakni:

  • Infeksi dalam rahim yang bisa memengaruhi perkembangan pembuluh darah Retina yang normal, yang pada gilirannya dapat menyebabkan RoP.
  • Berat badan lahir yang rendah: 
  • Hipoksemia atau kondisi saat janin kekurangan oksigen dalam rahim, juga menjadi faktor risiko potensial. Kekurangan oksigen dapat mengganggu proses perkembangan retina normal, menyebabkan terjadinya RoP. 
  • Pertumbuhan janin yang terhambat:  Jika janin tidak menerima nutrisi yang cukup dalam rahim, hal ini dapat mempengaruhi perkembangan retina yang normal.

Baca juga :
Retinopati Prematuritas (ROP): Mengenal Gejala, Penyebab, Stadium dan Pengobatannya
Waspada Penyakit Mata ini sering Terjadi Pada Bayi Prematur

Pengobatan Retinopathy of Prematurity (ROP)

ROP yang diderita Putri Ariani sempat diberi tindakan pengobatan di Singapura, namun sudah termasuk terlambat karena cepatnya keparahan.Sehingga meski mata kanannya telah dioperasi, tapi hasilnya tidak bisa tertolong lagi. 

Nah, ada beberapa pengobatan yang bisa ditempuh untuk kondisi ROP agar bisa tertolong, berikut caranya : 

Scleral Buckling

putri ariani

Scleral Buckling ditempuh pada kasus RoP yang parah, terutama pada stadium IV saat robekan retina terjadi. 

Metode Scleral buckling ini  melibatkan penempatan pita fleksibel silikon di sekitar mata untuk membantu mendorong Retina yang lepas supaya melekat kembali ke dinding mata.

Terapi Laser

Satu metode umum untuk mengatasi RoP adalah Terapi Laser ini. Dengan terapi laser, pembuluh darah yang abnormal pada retina bisa hilang. 

Dengan begitu, kejernihan Retina bisa terjaga dan gangguan yang disebabkan oleh pembuluh darah yang tidak normal bisa tercegah.

Krioterapi

Krioterapi identik dengan pembekuan jaringan di sekitar retina dengan menggunakan nitrogen cair. 

Dengan membekukan tepi Retina, pertumbuhan pembuluh darah yang tidak normal dapat dihentikan.

Penggunaan Obat

Dalam beberapa kasus, dokter mata dapat memberikan obat yang disuntikkan langsung ke dalam bola mata bayi prematur untuk menghentikan pertumbuhan pembuluh darah yang tidak normal pada retina. Biasanya, pengobatan obat ini dilakukan bersamaan dengan terapi laser.

Vitrektomi

Pada stadium V atau akhir dari RoP, jalur vitrektomi perlu dilakukan. Operasi mata ini berupa pengangkatan dan penggantian sebagian dari gel vitreus yang keruh di dalam bola mata dengan cairan steril. 

Adapun tujuan vitrektomi adalah mengembalikan posisi Retina yang telah terlepas ke dinding mata.

Mari Periksa Rutin

Berbagai faktor pemicu ROP di atas bisa saja terjadi pada bayi prematur. Meski tidak semua bayi prematur berpotensi mengalami ROP, tapi pemeriksaan dini lebih baik dilakukan demi mencegah terjadinya gangguan mata ini. 

Pun jika sudah terdeteksi ROP dalam berbagai tingkat keparahan, perlu dilakukan pemantauan medis dan konsultasi dokter mata agar bisa mengelola dan menangani kondisi ini dengan sebaik-baiknya. 

 

Demikian artikel wawasan RoP Putri Ariani, semoga bermanfaat untuk Anda.

 

Sumber : 

Detik.com
Alissa Devi Austina, Sp.M

 

Saksikan juga video edukasi kesehatan berikut :

Bagikan:

Berikan Komentar