Pekan ini, tepatnya pada 7 – 13 Maret 2021 merupakan “World Glaucoma Week”. Dimana dalam pekan ini banyak pasien, tenaga medis, dokter mata, hingga masyarakat umum berlomba-lomba meningkatkan kepedulian masyarakat agar terhindar dari kebutaan akibat Glaukoma. Yakni, gangguan mata yang membuat area pandang menyempit secara perlahan bahkan hingga terjadi kebutaan.
Banyak tenaga medis hingga dokter mata dari Klinik Mata atau RS mata yang memberikan penyuluhan terkait Glukoma kepada pasien hingga membagikan pin himbauan yang bertuliskan “Beat Invisible Glaucoma”, juga ada event webinar terkait Glaukoma untuk meramaikan world Glaucoma Week ini.
Dokter Spesialis Mata (Sub Spesialis Glaukoma) dr. Danti Ayu Irawati, SpM menjelaskan, bahwa Glaukoma merupakan penyakit mata penyebab kebutaan terbesar kedua di Indonesia, setelah Katarak. Ia menegaskan, bahwa Glaukoma ini merupakan penyakit berbahaya yang kerap disebut “Pencuri Penglihatan”.
Karena penderita jarang menyadarinya, seringkali terjadi tanpa gejala, ditandai dengan menyempitnya area lapang pandang, yang perlahan-lahan bisa membuat area lapang pending semakin sempit dan menyebabkan kebutaan. Karena itu world Glaucoma Week ini momen yang sangat tepat.
Artikel Terkait:
– Fakta Glaukoma Si Pencuri Penglihatan Yang Menakutkan
– Bisakah Glaukoma Disembuhkan? 2 Tindakan Ini Mampu Cegah Kebutaan Permanen
– Tonometri Non Kontak: Alat Pengukur Tekanan Bola Mata
“Parahnya lagi, kebutaan akibat Glaukoma ini bersifat iriversible atau tidak dapat diperbaiki atau disembuhkan” Jelas dr. Danti.
Karena itu, World Glaucoma Week yang merupakan inisiatif global dari Asosiasi Glaukoma Dunia (WGA) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Glaukoma selalu dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk edukasi. Tujuannya adalah untuk mengingatkan setiap orang agar melakukan pemeriksaan mata (dan saraf optik) secara teratur untuk mendeteksi Glaukoma sedini mungkin.

“Karena kunci dari mencegah terjadinya Glaukoma adalah melakukan pemeriksaan mata rutin, setidaknya dapat mencegah penyempitan area lapang pandang yang menjurus ke kebutaan,” urainya.
Menurutnya, pemeriksaan mata sejak dini adalah cara paling efektif dalam mencegah Glaukoma. Berikut waktu ideal memeriksakan mata, agar terhindar dari kebutaan akibat Glaukoma:
- Usia sebelum 40 tahun = Periksa setiap 2 s.d 4 tahun sekali
- Usia 40 – 60 tahun = Periksa 2 s.d 3 tahun sekali
- Usia di atas 60 tahun = Periksa 1 s.d 2 tahun sekali
–
World Glaucoma Week Ajang Meningkatkan Awareness Masyarakat
Dijelaskannya, periksa rutin ini sangat penting dilakukan sebab Glaukoma dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti:
- Faktor usia di atas 60 tahun
- Keturunan
- Cidera mata
- Mengidap kondisi medis tertentu
- Dan lain-lain
“Saya sangat berharap, masyarakat semakin peduli dengan kesehatan mata. Jangan sampai terjadi kebutaan akibat Glaukoma dan menyesalinya karena tidak dapat disembuhkan. The World is Bright, Save Your Sight.”
Salah satu pasien Glaukoma yang periksa di KMU Gresik, diantaranya Suwarno (50). Pasien asal Lamongan ini, sudah menjalani terapi dan kontrol di KMU Gresik karena Glaukoma yang dideritanya. Bahkan, aktivitas bertani sempat terhenti akibat Glaukoma sehingga produktivtas terganggu. “Menyesal tidak melakukan pemeriksaan rutin dan akibatnya berdampak pada penglihatan yang menyempit ini. Andai waktu itu sudah sadar betul akan pentingnya periksa mata,” angan pria asal Laren, Lamongan ini.