Pengguna kacamata tentu tidak asing dengan myopia atau rabun jauh. Mulai dari tingkat ringan hingga tinggi, penderita rabun ini sama-sama sulit melihat objek jarak jauh karena terlihat buram. Lantas, apa saja gejala, penyebab, dan pengobatannya?
Kalau Katarak adalah penyebab kebutaan nomor satu, myopia ini adalah jenis Kelainan refraksi di antara kelainan lainnya. Menurut Dr. Diaz Alamsyah Sudiro, SpM, kasus rabun jauh juga makin bertambah seiring dengan kemajuan teknologi digital.
Apa Itu Sebenarnya Myopia?
Rabun jauh atau dalam istilah medis myopia ini merupakan suatu kondisi kelainan mata, dimana cahaya yang masuk dari iris, pupil, dan lensa terutama dar objek dengani jarak jauh, tapi jatuhnya di depan retina.
Pada kondisi normal, titik cahaya yang ditangkap mata seharusnya tepat jatuh di retinanya, bukan di depannya. Hal ini menyebabkan objek yang dilihat menjadi kurang fokus atau kabur. Bagi anda yang mengalaminya tentu merasa kesulitan mengenali wajah orang atau membaca tulisan di jarak jauh.
Apa Saja Gejala Mata Myopia?
Berbeda dengan rabun dekat yang tidak bisa melihat atau membaca sesuatu yang berdekatan dengan mata, rabun jauh ini mengeluhkan matanya saat memandang objek jauh.
Hal-hal yang paling dirasakan oleh penderita myopia selain mata buram melihat sesuatu di kejauhan adalah seperti berikut:
- Sakit kepala dan mata lelah, karena berusaha memfokuskan seperti normalnya membutuhkan effort otak yang ekstra.
- Menyipitkan mata, agar objek di kejauhan bisa terlihat lebih baik walau tidak normal seperti orang pada umumnya.
- Berkedip berlebihan, agar mata tidak tegang dan kering karena terus berusaha fokus.
Baca juga :
6 Tanda Mata Minus Yang Mudah Diketahui
5 Gejala Mata Minus Pada Anak Yang Sering Diabaikan
Penyebab Myopia Apa Saja?
Seperti indikasinya, yakni cahaya objek jauh yang masuk tidak jatuh tepat di retina, sebabnya adalah panjang bola mata melebihi rata-rata. Istilahnya myopiaa aksial, jika orang normal bola matanya bulat sempurna, maka orang dengan mata myopia mempunyai bola mata yang agak sedikit oval.
Selain itu, bisa juga karena kekuatan refraksi mata yang terlalu besar atau biasa disebut dengan myopia refraktif. Sehingga membuat cahaya tidak pas di titik retina.
Adapun sebab panjangnya bola mata belum dapat diidentifikasi secara pasti. Namun, beberapa pemicu berikut ini bisa meningkatkan resiko terjadi rabun jauh:
1. Genetik atau Keturunan
Lebih mudah seseorang terkena myopia jika ayah-ibu, saudara mereka, atau kakek-nenek juga mempunyai riwayat myopia.
2. Kurang sinar matahari
Selain karena gen, rabun jauh juga mudah mengenai seseorang yang jarang beraktivitas di luar ruangan. Terlebih sinar matahari pagi, yang mengandung vitamin D tinggi.
3. Kekurangan asupan vitamin D
Vitamin D selain dari sinar matahari pagi, juga bisa didapat dari berbagai asupan makanan. Misalnya seperti susu kedelai, oatmeal, kuning telur, ikan laut., sayur bayam, buah apel, jeruk, pisang, dlsb. Seseorang bisa lebih mudah terkena myopia juga kurang asupan-asupan tersebut.
4. Kebiasaan membaca
Ada jarak aman untuk membaca buku maupun melihat layar TV, gadget, maupun laptop. Jika mata dibiasakan untuk terlalu dekat untuk mengamati benda-benda dekat tersebut, maka mata lebih mudah terkena rabun jauh ini.
Baca juga : Benarkah Menatap Layar Komputer Dalam Waktu Lama Bisa Menyebabkan Mata Minus?
Begini Penanganan Mata Myopia
Kabar baiknya, meski tidak nyaman rabun jauh bisa diatasi, entah itu sementara maupun permanen. Langkah penanganan yang ditempuh pun, juga mengikuti dengan derajat ketinggian myopia. Ada yang ringan, yakni di bawah 3 dioptri. Ada pula yang sedang, yakni di antara 3 hingga 6 dioptri. Terakhir, yang berat yakni di atas 6 dioptri.
Berikut ini opsi-opsi yang bisa ditempuh untuk mengatasi mata rabun jauh:
1. Myopia dengan Softlens
Untuk yang memiliki minus ringan maupun sedang, bisa menggunakan softlens. Jika tinggi, ada varian softlens RGB yang memang khusus untuk minus tinggi. Softlens bisa sebagai lensa yang mengoreksi kesalahan refraksi, agar nantinya cahaya bisa jatuh tepat di retina.
Penggunaan lensa kontak ini memang membantu koreksi myopia, tapi tidak selamanya. Ada pengaturan perawatan lepas dan pasang, yang artinya jika tidak memakai mata myopia tetaplah minus.
Kelebihan menggunakan softlens ini adalah lebih nyaman karena tidak ada terasa yang mengganjal di muka dan hidung seperti kacamata. Terasa seperti memiliki penglihatan normal, mungkin sedikit mengganjal di bola mata pada awalnya namun akan biasa jika terbiasa.Namun risiko terjadinya keluhan lain juga lebih banyak, seperti Keratitis, mata infeksi, mat agatal, mata merah, dan banyak lainnya. Pengguna softlens harus lebih memperhatikan perawatannya.
Baca juga :
Operasi Katarak
2. Myopia dengan Kacamata

Sama halnya dengan softlens, kacamata juga bisa salah satu mengoreksi Kelainan refraksi karena ukuran lensanya bisa menyesuaikan mata rabun. Baik ringan, sedang, dan tinggi, juga sama bisa diatasi.
Untuk yang memiliki kadar myopia ringan, bisa lepas pasang sesuai kebutuhan karena jika tidak sedang berada di luar ruangan untuk melihat jauh kacamata bisa tidak dipakai. Namun untuk yang sedang menjelang tinggi, kacamata diperlukan sepanjang waktu.
Juga sama seperti softlens, kacamata bersifat sementara atau tidak menghilangkan minus sama sekali. Tapi keunggulannya, kacamata lebih mudah untuk dilepas dan dipasang tidak seperti softlens yang perlu sangat hati-hati dan steril.
3. Myopia dengan Lasik
Terakhir, ada jalan operasi LASIK untuk menghilangkan kelainan refraksi ini secara permanen. Terutama bagi myopia yang kadarnya sedang hingga tinggi dan sudah relatif stabil ukurannya, LASIK ini tentu sangat dinantikan.
LASIK atau Laser In Situ Keratomileusis adalah salah satu metode agar seseorang tidak lagi ketergantungan pada kacamata maupun softlens.
Baca juga :
3 Pilihan Pengobatan Mata Minus
Apakah Makan Wortel Bisa Hilangkan Mata Minus?
Operasi Lasik: Cara Menyembuhkan Minus – Silinder Pada Mata
Opsi pengobatan rabun jauh ini ada 3 jenis, yakni ReLEx® SMILE, Femto lasik, dan PRK. Ketiganya memiliki ciri khas dan alat tersendiri, yang dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kondisi mata tertentu.
Rabun jauh memang bukan penyakit yang menyeramkan bahkan mengarah pada kebutaan seperti Katarak. Tapi tetap saja harus diberi penanganan agar minus tidak semakin bertambah mengingat sehari-hari kita tidak bisa terlepas dari layar.
Yuk, segera periksakan mata ke dokter mata jika sudah ada keluhan pandangan semakin kabur, dlsb. Jangan tunggu semakin parah, setidaknya lakukan kontrol rutin sekali dalam setahun untuk memastikan kondisi mata.
Dengan konsultasi dokter mata, kita tidak akan menyesal karena telah menyelamatkan kesehatan mata kita demi penglihatan yang lebih baik dan cerah.
Tonton video edukasi kesehatan mata berikut :
https://www.youtube.com/watch?v=59_WS_NOtek