Kelainan refraksi dapat mengancam siapa saja
Diposting oleh :

Anisometropia: Ukuran Kelainan Refraksi yang Berbeda di Kedua Mata

Idealnya, daya refraksi mata kita itu harus sama. Tapi, realitanya, sangat sedikit orang yang terlahir dengan dua mata yang memiliki kekuatan refraksi yang identik. Tatkala seseorang memiliki perbedaan daya refraksi mata yang cukup siginifikan sehingga akhirnya mengganggu penglihatannya, maka ia disebut mengidap anisometropia. Apakah anisometropia berbahaya? Faktor apa yang bisa menyebabkan seseorang menderita anisometropia? Apa gejalanya dan bagaimana mengatasi anisometropia ini?

Kelainan Refraksi pada anak

Definisi anisometropia

Retina mata kita berfungsi mengubah cahaya menjadi sinyal elektrokimia yang dikirim ke otak. Lantas, otak menginterpretasikan sinyal ini sebagai citra/gambar yang jelas. Jika cahaya tidak terfokus tepat di retina, pesan yang diterjemahkan oleh otak kita akhirnya menciptakan gambar yang kabur. Kondisi ini disebut sebagai kelainan refraksi atau kesalahan refraksi.

Baca juga Tiga Macam Penyakit Saraf Mata Beserta Pengobatannya

Kesalahan refraksi ini dapat diukur pada setiap mata. Kacamata atau lensa kontak kemudian dapat diresepkan dokter mata untuk mengoreksi kesalahan refraksi ini. Tingkat kesalahan refraksi, yang menimbulkan kekaburan penglihatan di setiap mata bisa berbeda-beda. Artinya, tingkat kesalahan refraksi antara mata yang kiri tidak sama atau berbeda dengan mata yang kanan. Kondisi inilah yang dikenal sebagai anisometropia.

Mereka yang mengidap anisometropia akan melihat gambar yang lebih kecil di satu mata dan gambar yang lebih besar di mata lainnya. Bututnya, penglihatan mereka secara keseluruhan sering kabur.

Ditilik dari asal-usul katanya, anisometropia berasal dari gabungan kata bahasa Yunani dan bahasa Latin yaitu: anis [tidak sama], metron [ukuran] dan opia [mata].

Baca juga: Daftar Penyelenggara Operasi Katarak Gratis 2023

Secara umum, seseorang dianggap mengidap anisometropia ketika memiliki sekurangnya satu dioptri [D] perbedaan kelainan refraksi antara kedua matanya.

gangguan refraksi (Anisometropia)

Tipe-tipe anisometropia

Terdapat beberapa tipe atau jenis anisometropia.

Pertama, anisometropia sederhana. Ini terjadi ketika hanya satu mata yang memiliki kelainan refraksi. Anisometropia sederhana menyebabkan satu mata melihat objek buram sementara mata lainnya melihat objek secara jelas.

Kedua, anisometropia majemuk. Anisometropia majemuk terjadi ketika kedua mata mengalami rabun jauh, namun masih ada perbedaan yang signifikan dalam kelainan refraksi di kedua mata. Bentuk anisometropia ini menyebabkan kedua mata melihat objek secara buram, tetapi penglihatan satu mata akan menjadi lebih kabur secara signifikan dibandingkan satu mata lainnya.

Ketiga, anisometropia campuran. Kondisi ini terjadi ketika kedua mata memiliki kelainan refraksi berupa satu mata mengalami rabun jauh sementara mata lainnya mengalami rabun dekat.

Keempat, anisometropia meridional. Jenis anisometropia ini disebabkan oleh koreksi astigmatisme [juga disebut silinder] yang tinggi pada satu mata. Ini berarti koreksi kesalahan bias lebih buruk di sepanjang satu meridian atau sumbu, dan mata memiliki astigmatisme dengan besaran yang berbeda.

Kelainan refraksi dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan rutin (Anisometropia)

Gejala anisometropia

Ada beberapa gejala potensial yang sejauh ini menyertai anisometropia. Salah satunya yakni ambliopia [mata malas]. Biasanya, hal ini terjadi akibat berkurangnya daya refraksi pada satu mata yang menyebabkan berkurangnya stimulasi visual  dan berkurangnya informasi yang dikirimkan melalui saraf optik ke otak.

Baca juga: Tips Memilih Kacamata Baca yang Nyaman

Strabismus [mata juling] dapat pula menjadi bagian dari gejala anisometropia lantaran pasien tidak dapat menyelaraskan kedua matanya. Ujungnya, membuat kedua mata tidak dapat fokus pada titik yang sama.

Sejumlah gejala lainya terkait anisometropia yaitu diplopia [sering disebut sebagai penglihatan ganda], ketegangan mata, sakit kepala, mual,  sensitif terhadap cahaya,  mata lelah, serta pusing.

Penyebab anisometropia

Penyebab anisometropia bisa dari faktor bawaan mengingat memiliki bola mata yang simetris sempurna sama jarangnya dengan memiliki wajah yang simetris sempurna.

Kendatipun demikian, peristiwa tertentu dapat pula menyebabkan seseorang mengidap anisometropia. Misalnya, akibat terjadinya trauma pada mata atau tindakan bedah, seperti menghilangkan katarak dari satu mata. Hal tersebut dapat memunculkan perbedaan daya refraksi pada mata.

Baca juga: Perbedaan Tes Buta Warna di Klinik Mata dan Umum 

Pengobatan anisometropia

Melakukan konsultasi dokter mata adalah langkah tepat untuk memastikan langkah pengobatan anisometropia.

Jika anisometropia tidak diobati, otak akhirnya memutuskan untuk memilih mata yang menampilkan citra/gambar yang lebih jelas, lalu mengabaikan mata lainnya. Jika ini sampai terjadi, maka akan dapat menyebabkan ketergantungan pada mata yang memiliki daya refraksi lebih kuat. Hasilnya, mata yang terabaikan akan menjadi semakin lemah.

Pengobatan anisometropia bergantung pada tingkat keparahannya. Sebagian pasien mungkin memerlukan lensa korektif atau lensa kontak. Sebagian lainnya mungkin perlu melakoni operasi korektif.

operasi mata

Secara umum, penggunaan kacamata kurang cocok untuk mereka yang memiliki derajat anisometropia yang sangat tinggi. Karena efek perbesarannya, kacamata dapat membuat perbedaan besar dalam ukuran citra/gambar yang dilihat oleh masing-masing mata dan sebenarnya dapat menghalangi penglihatan secara binokular dengan baik.

Sahabat, barangkali Anda ingin mengetahui lebih jauh soal anisometropia ini atau ingin mengetahui hal lainnya seputar kesehatan mata maupun operasi katarak gratis, tak perlu ragu untuk menghubungi doktermata.co.id.

Jangan lupa simak pula beragam informasi seputar kesehatan mata lewat kanal YouToube kami.

Sumber:

1] Gary Heiting. 2023.  Anisometropia: Definition and treatments.

2] KellyMcGahen. 2020. Anisometropia: Its Symptoms and Your Options.

3] Rajesh Pal. 2021. Treatment of Anisometropia.

Bagikan:

Berikan Komentar