Mata Anda mengalami gejala penglihatan kabur dan sulit melihat tulisan atau sesuatu dari jauh? Nah, salah satu dari kemungkinan kenapa mata bisa demikian adalah karena kelainan refraksi, yakni Astigmatisme (mata silinder).
Sebenarnya apa itu Astigmatisme (mata silinder)? Apakah sama atau berbeda dengan miopi (rabun jauh) dan hipermetropi (rabun dekat). Nah uniknya Astigmatisme (mata silinder) ini berbeda, dan biasanya terjadi bersamaan dengan kedua kelainan refraksi tersebut. Mari kita bahas lebih dalam, yakni pembahasan oleh dokter mata dr. Chandra Denta, SpM.
Baca juga : Rabun Jauh Alias Myopia: 3 Gejala, 4 Penyebab, 3 Penanganan
Pengertian Astigmatisme (Mata Silinder)
Astigmatisme (mata silinder) adalah kondisi dimana sinar sejajar yang seharusnya jatuh tepat di retina, lebih tepatnya di makula mata, namun tidak dibiaskan pada satu titik fokus. Hal ini menyebabkan jatuhnya sinar bergeser ke titik-titik lainnya. Mata yang mengalami kondisi gagal pembiasan inilah yang disebut Astigmatisme.
Adapun kondisi Astigmatisme (mata silinder) ini disebabkan oleh kelengkungan kornea mata yang tidak merata. Sehingga, arah cahaya yang masuk menuju dan retina dan seharusnya diteruskan ke otak untuk ditafsirkan meleset dan membuat penglihatan menjadi buram.
Gejala Astigmatisme (Mata Silinder)
Kebanyakan orang tidak menyadari penglihatannya kabur atau Astigmatisme (mata silinder) karena kadang salah satu normal, salah satu tidak sehingga terasa tetap normal. Hal ini akan semakin terasa ketika angka silinder semakin tinggi dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Sebenarnya secara gejala, Astigmatisme (mata silinder) dan minus kurang lebih sama, yakni kabur. Adapun karakteristik khas dari kedua alias perbedaannya yakni tidak bisa melihat garis secara lurus, tapi pada Astigmatisme (mata silinder) untuk melihat cahaya juga pecah-pecah atau garis menjadi double. Terlebih pada malam hari ketika kena sinar lampu mobil terasa sangat silau.
Kalau minus hanya kabur, tidak fokus maksimal alias ngeblur. Kalau Astigmatisme (mata silinder), buram alias tidak fokus juga tetapi objek yang dilihat seperti bergeser atau miring. Selain itu, jika minus susah melihat jarak jauh, maka Astigmatisme (mata silinder) baik jarak jauh maupun dekat tetap muncul gejala tidak fokus
Selain itu, secara umum, gejala silinder adalah sebagai berikut :
- Kadang suka memicingkan mata untuk bisa lebih fokus
- Nyeri kepala
- Mata cepat lelah dan terasa tegang
- Ketidaknyaman pada mata.
- Keburaman penglihatan berupa : garis tidak lurus atau ganda, cahaya silau, dan tidak fokus.
Baca juga :
Kelainan Refraksi : Jenis, Pengobatan, Hingga Pencegahan
6 Penyebab Mata Buram Mulai Dari Kelainan Refraksi Hingga Masalah Retina
Penyebab Astigmatisme
Kondisi Astigmatisme bisa disebabkan karena beberapa hal berikut :
- Silinder internal : jaringan bola mata, yakni lensanya posisinya agak miring, lensanya bentuk elips atau terlalu cekung sehingga tidak sempurna membiaskan cahaya
- Silinder eksternal : bagian depan mata yang bersentuhan dengan dunia luar, yakni tidak simetris. seharusnya lengkung, ada yang flat, ada yang cekung sehingga cahaya yang masuk ke mata dibiaskan tidak pada satu titik
- Didapatkan dari suatu hal : bisa jadi trauma pada kornea seperti benturan atau pasca-operasi tertentu seperti operasi katarak yang bisa berefek pada mata silinder, meskipun kejadian ini sangat minim.
Baca juga : Katarak
Teruntuk yang Astigmatisme karena internal maupun eksternal, pada umumya terjadi karena bawaan genetik sehingga sejak lahir – bayi, sudah mengalami kondisi demikian.
Berbeda dengan faktor “didapatkan”, yang sebelumnya seseorang bahkan saat sudah dewasa masih punya kondisi mata normal, namun karena trauma mata tertentu, kondisi Astigmatisme (mata silinder) bisa terjadi.
Namun kalau disimpulkan, penyebab utama dari Astigmatisme (mata silinder) ini adalah adanya gangguan di bagian yang berfungsi utama sebagai pembias dan penerus cahaya ke retina yakni lensa dan kornea.
Baca juga : Lensa Mata: Struktur, Fungsi, dan Kelainannya
Pengobatan Astigmatisme
Pengobatan untuk kondisi mata silinder akan sangat bergantung pada ukuran silinder. Jika termasuk ukuran ringan dan tidak sampai terlalu mengganggu penglihatan, maka tidak perlu sampai tindakan medis.
Namun jika sudah di atas angka 1,5 dokter mata menyarankan untuk menggunakan kacamata atau lensa kontak. Ukuran tepat dari alat bantu penglihatan tersebut akan sangat bergantung pada hasil uji refraksi.
Pada tahap yang lebih lanjut ketika gejala dirasa sudah tidak nyaman lagi menggunakan alat bantu penglihatan maka ada beberapa jalur untuk menormalkan kembali mata yang terkena Astigmatisme (mata silinder) salah satunya yakni LASIK.
Gangguan mata Astigmatisme tentu sangat tidak nyaman bagi penderitanya. Oleh karenanya, jika mata masih terasa normal dan seperti sudah mulai ada gejala mata buram, jangan ragu untuk periksa ke dokter mata ya. Setidaknya 1 tahun sekali, mata kita perlu dicek kenormalannya agar tidak datang penyakit tanpa gejala yang sangat menganggu dan semakin parah.
Adapun bagi yang sudah mengalami kelainan refraksi lain termasuk Astigmatisme (mata silinder) dengan angka tinggi, juga dianjurkan untuk memeriksakan serta konsultasi dokter mata agar bisa mengontrol angka bahkan menghilangkan kelainan menjadi normal.
Yuk, sayangi kesehatan mata kita. []
Tonton juga video edukasi kesehatan mata berikut :
https://www.youtube.com/watch?v=FdoQQ-K8f74