Refraksi
Diposting oleh :

Mengenal Kelainan Refraksi Beserta 3 Mitos Populernya

Kelainan refraksi adalah jenis gangguan penglihatan yang paling umum dan banyak diidap oleh warga masyarakat kita. Apa penyebabnya dan bagaimana cara menyembuhkannya?

Mereka yang mengidapnya umumnya mengalami kesulitan untuk melihat secara jelas. Sumber penyebab pokoknya yaitu pada bentuk mata yang menjadikan cahaya tidak dapat difokuskan dengan benar pada retina. 

Macam-macam Kelainan Refraksi

Merujuk laman nei.nih.gov, istilah kelainan refraksi mencakup setidaknya empat jenis gangguan penglihatan berikut ini.

Baca juga: Waspada Mata Bintitan Berbahaya Ini Harus Ditangani

1) Astigmatisme

Istilah awamnya yaitu mata silinder. Kelainan ini biasanya muncul sejak lahir. Penderita astigmatisme memiliki bentuk kornea atau lensa mata yang tidak normal sehingga menyebabkan adanya dua titik fokus di dua lokasi. Imbasnya, membuat benda-benda baik yang dekat maupun yang jauh tampak buram. Astigmatisme dapat terjadi bersamaan dengan rabun jauh atau rabun dekat.

2) Hiperopia

Sering disebut pula sebagai rabun dekat, hiperopia terjadi ketika benda-benda yang dekat terlihat tidak fokus. Penyebabnya kemungkinan karena bola mata terlalu pendek, atau karena daya refraksi mata terlalu lemah.

3) Miopia

Miopia termasuk jenis gangguan penglihatan yang umum. Penderitanya mengalami kesulitan melihat benda-benda yang jauh. Oleh karena itu, gangguan penglihatan ini sering disebut juga sebagai rabun jauh. Penyebab utamanya yaitu  karena bola mata terlalu panjang, atau karena kekuatan refraksi mata terlalu kuat.

4) Presbiopia

Kelainan ini menyebabkan objek yang dekat secara bertahap terlihat tidak fokus seiring dengan bertambahnya usia. Kondisi ini disebabkan oleh hilangnya elastisitas lensa di dalam mata sebagai buah dari proses penuaan alami. Presbiopia mempengaruhi hampir semua orang, dan dapat mulai terjadi sejak seseorang berusia 35 tahun, dan berkembang selama 20 hingga 30 tahun berikutnya.

penyebab mata minus bertambah (refraksi)
Mata minus dapat dikoreksi menggunakan kacamata. foto: aao.org.

Baca juga:
Katarak
Operasi Katarak
Operasi Katarak Gratis

Apakah Kelainan Refraksi Dapat Sebabkan Kebutaan?

Menurut perkiraan World Health Organization (WHO), secara global, kelainan refraksi yang tidak dikoreksi  adalah penyebab utama gangguan penglihatan.

Kondisi tersebut menyebabkan jutaan orang mengalami kebutaan fungsional karena kurangnya akses terhadap alat bantu penglihatan berupa kacamata, yang berakibat pada hilangnya kesempatan belajar dan bekerja, produktivitas yang lebih rendah, serta kualitas hidup yang terganggu.

Mengutip laman opc.ngo, kelainan refraksi yang tidak terkoreksi adalah penyebab paling umum dari gangguan penglihatan dan penyebab utama kebutaan kedua di dunia.

Baca juga: Benarkah Mata Merah Menular dari Tatapan Penderitanya?

Diperkirakan kelainan refraksi yang tidak terkoreksi ini mempengaruhi sekitar 671 juta orang di seluruh dunia dan membuat 161 juta orang hidup dengan gangguan penglihatan jarak jauh atau kebutaan serta 510 juta orang hidup dengan gangguan penglihatan dekat.

Jika kalian mulai merasa kesulitan melihat suatu benda karena penglihatan menjadi buram, segera lakukan pemeriksaan mata ke klinik mata terdekat.

Mitos Seputar Kelainan Refraksi

Seperti penyakit atau gangguan kesehatan lainnya, gangguan penglihatan ini juga tidak terlepas dari mitos.

Mitos pada dasarnya merupakan keyakinan yang tidak didukung dengan bukti-bukti ilmiah yang akurat. Dengan demikian, mitos lebih banyak ketidakbenarannya secara faktual.

Berikut ini  beberapa mitosnya.

Mitos #1. Mengenakan kacamata yang diresepkan akan melemahkan penglihatan. Faktanya, kacamata tidak mengubah atau melemahkan mata. Mengenakan kacamata sama sekali tidak memperburuk penglihatan.

Mitos #2. Senam mata akan menyembuhkan kelainan refraksi. Faktanya, melatih otot mata dengan cara senam mata tidak akan menghilangkan masalah kelainan refraksi, baik itu rabun jauh, rabun dekat, mata silinder, maupun presbiopia.

Mitos #3.  Makan wortel dapat menyembuhkan kelainan refraksi. Faktanya, meskipun benar bahwa wortel mengandung Vitamin A yang baik untuk mata, Vitamin A tidak mampu menyembuhkan kelainan refraksi.

Cara Menyembuhkan Kelainan Refraksi

Dengan melakukan konsultasi dokter mata dan pemeriksaan mata, kalian dapat mengetahui apakah diri kalian mengidap kelainan refraksi atau tidak.

Begitu diketahui seseorang mengidapnya, dokter mata akan meresepkan kacamata sebagai alat bantu. Sejauh ini, kaca mata adalah cara termudah dan teraman untuk mengoreksi penglihatan. 

Selain itu, lensa kontak dapat pula menjadi solusi. Seperti halnya kacamata, lensa kontak dapat membantu mengoreksi sehingga penderita kelainan refraksi mampu melihat lebih jelas.

LASIK untuk mengoreksi penglihatan refraksi

Baca juga: Mata Berlendir Seperti Benang, Apakah Perlu Diobati?

Pilihan terakhir yaitu dengan cara operasi. Salah satunya yaitu LASIK. Operasi LASIK adalah metode termutakhir yang bisa diandalkan dalam penanganan kelainan refraksi.

Operasi LASIK sekarang ini kian populer, baik itu untuk mengatasi mata minus, mata plus, dan mata silinder. Dengan LASIK, pengidap mata minus, mata plus, dan mata silinder bukan hanya akan kembali mampu melihat secara jelas, tetapi juga tidak perlu lagi menggunakan kacamata.

Dokter mata sudah barang tentu dapat membantu kalian memutuskan kapan waktu LASIK yang tepat untuk kalian.

Baca juga: 5 Rekomendasi Tempat LASIK di Jawa Timur

Simak dan ikuti kanal medsos kami untuk update informasi terkini seputar informasi dan edukasi kesehatan mata.

 

Bagikan:

Berikan Komentar