mata bintitan berbahaya
Diposting oleh :

Waspada! Mata Bintitan Berbahaya Ini Harus Segera Ditangani

Bintitan merupakan salah satu bentuk infeksi mata yang umumnya ditimbulkan oleh bakteri. Mata bintitan berbahaya jika terus berulang dan dibarengi dengan adanya ulserasi mata. Lalu, bagaimana pencegahan dan penanggulangannya?

Dalam khazanah medis, mata bintitan disebut sebagai hordeolum. Mitos dalam masyarakat kita, bintitan kerap dikaitkan dengan perilaku suka ngintip. Padahal, tidak ada kaitannya antara suka ngintip dan munculnya mata bintitan.

“Tidak ada hubungan sebab akibat antara suka ngintip dengan bintitan. Itu ternyata mitos,” sebut dr. Elly Rahmawati, Sp.M, dokter mata yang bertugas di RSUI Banyubening, Boyolali, Jawa Tengah, saat memaparkan materi bertajuk Mengenal Mata Bintitan lewat kanal YouTube Dokter Mata.

Baca juga: Kantung Mata Hitam Karena Keseringan Menatap HP

Ia menegaskan bahwa hordeolum atau bintitan itu adalah infeksi atau peradangan pada kelenjar minyak, yang letaknya ada di sepanjang tepi kelopak mata atas dan kelopak mata bawah.

Menurut dr. Elly, bintitan ini pada umumnya tumbuhnya mirip jerawat di tepi kelopak mata atau bisul di tepi kelopak mata dan bisa menyerang dari mulai anak-anak sampai orang dewasa.

“Biasanya bintitan itu menyerang satu kelopak mata saja. Jarang yang langsung dua-duanya muncul. Jadi, satu mata sudah sembuh bintitannya, baru muncul bintitan di satu mata lainnya. Jumlah benjolan, ada yang satu. Tapi, ada juga yang dua di sepanjang kelopak mata,” papar dr. Elly.

Dijelaskan dr. Elly, berdasar penelitian, angka kejadian bintitan antara pria dan wanita tak ada bedanya. “Jadi, kasusnya sama saja. Baik pria dan wanita memiliki porsi yang sama untuk terkena bintitan,” katanya.

tanda mata bintitan
Saat mengalami Bintitan mata penderita akan bengkak dan muncul abses.

Penyebab mata bintitan berbahaya

Biang keladi mata bintitan adalah bakteri stafilokokus. “Jadi, hampir  90 persen kasus bintitan penyebabnya adalah stafilokokus. Infeksi bakteri ini melibatkan penyumbatan kelenjar minyak di mata kita yaitu kelenjar Meibom dan Zeiss. Jadi, kelenjarnya itu mengalami sumbatan karena ada infeksi sehingga akan timbul bintitan,” terang dr. Elly.

Lebih lanjut, dr. Elly memaparkan bahwa hordeolum atau mata bintitan terbagi dua  kategori.

Baca juga: Persiapan dan Kisaran Biaya Operasi Katarak

1] Hordeolum internal

Pada hordeolum internal, menurut dr. Elly, yang kena atau mengalami sumbatan adalah kelenjar minyak Meibom dan Penonjolannya terutama di sisi dalam kelopak mata. 

“Jadi, kelihatannya jendolnya dari luar tetapi infeksinya itu dari dalam. Karena penonjolannya ada di sisi kelopak dalam, maka ia akan sering membuat rasa tidak nyaman permukaan selaput mata sisi dalam. Karena letaknya di dalam, ia jarang pecah. Kemudian penonjolannya tidak ikut dengan pergerakan kulit,” urai dr. Elly.

Ditambahkannya bahwa hordeolum internal ini biasanya  pembengkakannya akan terlihat lebih besar.

2] Hordeolum eksternal

Untuk hordeolum eksternal, kata dr. Elly, yang terkena atau mengalami sumbatan adalah kelenjar Zeiss atau Moll.

“Penonjolannya yang terutama ini di kelopak mata sisi yang luar. Nanah pada bintitan eksternal ini bisa keluar atau erupsi sendiri. Nanti, biasanya akan mengering sendiri. Tapi, terkadang ia akan muncul lagi di tempat yang sama atau di tempat lainnya yang berbeda,” tutur dr. Elly.

Penonjolan bintitannya sendiri, sambungnya, mengikuti pergerakan kulit biasanya terlihat lebih kecil dibandingkan bintitan yang berasal dari dalam atau internal.

Faktor risiko atau pencetus timbulnya mata bintitan

Disebutkan oleh dr. Elly bahwa faktor risiko pertama mata bintitan yaitu terkait kebersihan. “Sering menyentuh mata dengan tangan kotor. Lupa cuci tangan, terus matanya gatal dan lantas dikucek-kucek. Jadinya itu nanti kuman ikut masuk timbul infeksi di bagian kelopak mata,” kata dr. Elly.

Baca juga: 4 Kesalahan Penggunaan Obat Ini Harus Diwaspadai

Faktor lainnya, sebut dr. Elly, yaitu  tidak membersihkan make up mata semalaman. “Sudah cape, terus tidur . Lupa make- up-nya, eyeshadow-nya. lupa eyeliner-nya. Lupa dibersihkan. Atau menggunakan kosmetik yang kadaluarsa. Ini juga bahaya. Berisiko timbul infeksi,” jelasnya.

Kemudian, lanjut dr. Elly,  menggunakan lensa kontak tanpa mencuci tangan atau tanpa disinfektan.

“Atau pada kondisi mata yang sudah mengalami kondisi blefaritis, Ini cenderung lebih mudah terjadi mata bintitan. Blefaritis sendiri adalah peradangan kronis di sekitar batas kelopak mata. Atau mungkin pada pasien yang mengalami penyakit rosacea di sekitar mata, yaitu gangguan kulit yang memiliki gejala kemerahan. Pengidap rosacea akan lebih berisiko mengalami mata bintitan,” ucap dr. Elly.

Ia juga menyebut bahwa penggunaan handuk bersama-sama dengan anggota keluarga yang lain, yang kebetulan sedang mengalami mata bintitan, bisa juga menjadi faktor risiko. “Jadi, nanti akan terjadi infeksi silang. Atau penyebab lain seperti stres dan nutrisi yang buruk,” dr. Elly menerangkan.

Tanda dan gejala mata bintitan berbahaya

Dalam paparannya, dr. Elly menyampaikan bahwa terdapat beberapa tanda dan gejala mata bintitan. Di antaranya, menurut dr. Elly, benjolan berwarna kemerahan, bengkak di sekitar kelopak mata, timbul rasa nyeri pada kelopak mata dan nyeri pada pangkal bulu mata jika ditekan.

“Kadang karena sakit bengkaknya timbul pseudoptosis atau ptosis, yaitu kelopak mata turun karena ada pembengkakan,” kata dr. Elly.

Ia melanjutkan bahwa karena terjadi benjolan,maka akan timbul rasa ketidaknyamanan di mata.  Rasa tidak nyamannya terutama saat berkedip dan ada sensasi terbakar pada kelopak mata, bengkak, eritema, kemerahan, kemudian abses kecil yang bisa pecah dengan sendirinya. 

Baca juga: Bagaimana Mendapatkan Operasi Mata Gratis

Kadangkala keluhan-keluhan tersebut, kata dr Elly, diiringi dengan mata berair dan peka terhadap sinar.

Boleh jadi mata bintitan berbahaya kalau menunjukkan keganasan. Untuk itu, menurut dr. Elly, yang perlu dievaluasi pertama adalah faktor hygiene-nya, apakah sudah bersih atau belum, faktor kebersihan matanya, makeup-nya. 

Selanjutnya, kata dr. Elly, adalah faktor alergi. Alergi bisa berasal dari telur, protein tinggi, konsumsi bebek, ayam dan lain-lain.

Yang perlu diwaspadai adalah jika saat pemeriksaan pasien tersebut tidak ada riwayat alergi tapi kok hordeolumnya berulang. Nah, itu patut dicurigai adanya tanda-tanda keganasan. 

“Ini harus diperiksa lebih lanjut.  Atau timbul ulserasi, itu harus dipastikan oleh dokter mata,” dr. Elly mengingatkan.

Pengobatan mata bintitan

Mata bintitan sebenarnya akan sembuh dengan sendirinya. Proses penyembuhan umumnya berlangsung antara 1-2 minggu. Meski demikian, dr. Elly menegaskan, pada kenyataanya banyak yang perlu intervensi berupa obat salep ataupun obat minum.

Selain itu, sambung dr. Elly, bisa juga dilakukan kompres hangat selama 10-15 menit selama 3-4 kali sehari.

“Bisa juga menggunakan obat anti nyeri untuk mengurangi rasa tidak nyaman. Bisa memakai acetaminophen, paracetamol, ibuprofen, asam mefenamat, natrium diklofenak. Menggunakan antibiotik oles dalam hal ini bisa gentamycin, neomycin, polimyxin, asam fusidat, dan lain-lain,” urainya.

Baca juga: Penyebab dan Gejala Katarak

Khusus untuk antibiotik oral, ini hanya digunakan jika ternyata mata bintitannya tidak memberikan perubahan saat diberikan antibiotik topikal. Demikian diingatkan dr. Elly.

mata bintitan sembuh sendiri
Bintitan dapat  sembuh sendiri. Foto: Courtesy of Vincent P. deLuise, MD via aao.org.

Tindakan terhadap mata bintitan berbahaya

Apakah penanganan mata bintitan perlu sampai harus dilakukan tindakan pembedahan? Atau cukup diintervensi oleh pemberian obat-obatan saja?

“Jika bintitan tidak respons terhadap obat-obatan antibiotika topikal dan oral yang diminum selama 2 sampai 4 minggu pilihan terakhirnya adalah dilakukan pembedahan. Dikeluarkan isinya. Atau ukuran hordeolumnya sudah besar,” simpul dr. Elly.

Selain itu, tambahnya, karena memang sudah butuh tindakan pembedahan. “Atau kondisi hordeolumnya menunjukkan tanda fase abses, yaitu pembengkakan, merah, seperti ada nanah di dalamnya,” kata dr. Elly.

Beberapa anjuran

Di ujung pemaparannya, dr. Elly memberi beberapa anjuran terkait penanganan mata bintitan. Apa saja?

  • Hindari mengucek-ngucek mata atau menekan hordeolum.
  • Jangan memencet hordeolum. Biarkan hordeolumnya pecah dengan sendirinya, kemudian dibersihkan dengan kasa steril ketika keluar nanah atau cairan dari hordeolumnya.
  • Tutup mata pada saat membersihkan hordeolum. 
  • Untuk sementara stop pemakaian make-up pada mata atau eyeliner atau eyeshadow atau alis. Itu di-stop dulu, ya
  • Kemudian lepaskan lensa kontak selama pengobatan hordeolum. 
  • Selain itu jangan lupa jaga kebersihan wajah dan biasakan mencuci tangan sebelum menyentuh area wajah agar hordeolumnya tidak mudah berulang.
  • Usap kelopak mata dengan waslap hangat untuk membersihkan produk keluaran dari kelenjar lemak.
  • Jangan lupa peralatan make-up-nya juga harus dijaga. kebersihannya. Gunakan kacamata pelindung jika bepergian ke daerah yang berdebu.

Baca juga: Beginilah Perkembangan Teknologi Operasi Katarak

Ayo rutin periksa mata

Meski  terlihat sepele karena dapat sembuh dengan sendirinya, mata bintitan berbahaya jika menunjukkan tanda-tanda keganasan dan lantas dibiarkan. 

Untuk menghindari hal-hal yang berisiko membahayakan kesehatan mata kita seperti mata bintitan yang terus berulang atau gangguan-gangguan mata lainnya, memeriksakan mata secara rutin adalah langkah yang sebaiknya kita lakukan.

Selain ke rumah sakit,  melakukan konsultasi dokter mata dan melakukan pemeriksaan mata bisa pula dilakukan di klinik mata.

Selain itu, beberapa klinik mata saat ini telah pula dilengkapi fasilitas operasi mata dengan peralatan modern dan canggih. Misalnya, untuk operasi katarak maupun operasi LASIK.

Sumber: dr. Elly Rahmawati.

 

Bagikan:

Berikan Komentar