Transplantasi Kornea
Diposting oleh :

Transplantasi Kornea: Prosedur, Fungsi dan Risiko

Di dunia kesehatan mata ada beberapa jenis operasi yang harus dilakukan pada mata untuk membantu menyembuhkan penyakit atau gangguan pada mata, Transplantasi kornea atau cangkok kornea merupakan salah satu bentuk dari operasi pada mata. 

Dikarenakan ada beberapa penyakit atau gangguan pada mata yang tidak dapat disembuhkan melalui obat ataupun terapi, maka cara lain untuk menyembuhkannya adalah harus melakukan prosedur operasi pada mata, misalnya Katarak, Kelainan Refraksi, Glaukoma dan lain sebagainya. 

Lalu apa fungsi dari operasi Transplantasi kornea atau cangkok kornea pada mata? Tentunya bagi orang awam pasti bingung dari fungsi operasi tersebut. Simak informasi lebih lengkapnya pada penjelasan berikut ini !

Baca juga : 

Operasi Katarak Gratis

Operasi Katarak

Lasik 

Apa Itu Transplantasi Kornea ?

Narasumber yang akan membantu menjelaskan mengenai salah satu jenis operasi mata yaitu Transplantasi Kornea pada kesempatan kali ini adalah dokter Rigan Ndaru Wicaksono, Sp.M.salah satu dokter spesialis mata. 

Transplantasi kornea atau cangkok kornea adalah proses pengambilan kornea pada donor kepada penerima kornea, juga dikenal sebagai keratoplasty, melibatkan penggantian kornea yang rusak atau penyakitnya dengan kornea yang sehat dari seorang donor. Ada beberapa kondisi diharuskannya melakukan cangkok kornea yaitu : 

  1. OPTIK mata sudah tidak jernih kondisi ketika warna kornea mata terlihat buram
  2. Tektonik untuk menjaga stabilitas bola mata 
  3. Infeksi pada kornea
  4. Distrofi Kornea
  5. Luka pada kornea 
  6. Keratoconus

transplantasi kornea

Prosedur dan langkah – langkah Transplantasi kornea

  1. Persiapan sebelum operasi: Sebelum operasi, dokter mata akan melakukan pemeriksaan dan evaluasi lengkap pada mata Anda. Ini termasuk pengukuran ketebalan kornea, evaluasi struktur mata, pengujian penglihatan, dan pemeriksaan terkait kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan. Tujuan dari persiapan sebelum operasi adalah untuk memastikan bahwa transplantasi kornea merupakan pilihan yang tepat untuk Anda.
  2. Persiapan Donor Kornea: Kornea yang akan ditransplantasikan diperoleh dari seorang donor yang telah meninggal. Organ donor harus memenuhi kriteria tertentu, seperti usia, kondisi kesehatan, dan penyakit menular. Kornea donor akan diperiksa dan diuji untuk memastikan kecocokan dan keamanan sebelum digunakan untuk transplantasi.
  3. Anestesi: Sebelum prosedur dimulai, Anda akan diberikan anestesi lokal pada mata Anda untuk memastikan Anda tidak merasakan nyeri selama operasi. Anestesi ini dapat berupa tetes mata atau suntikan di sekitar mata.
  4. Pemotongan Kornea: Selama operasi, bedah akan membuat sayatan pada kornea Anda. Terdapat beberapa jenis transplantasi kornea yang berbeda, yang masing-masing melibatkan pemotongan kornea dengan cara yang berbeda. Misalnya, pada penetrating keratoplasty, bedah akan memotong seluruh lapisan kornea. Pada lamellar keratoplasty, hanya lapisan tertentu kornea yang diganti. Pada endothelial keratoplasty, hanya lapisan sel-sel endotelium kornea yang diganti.
  5. Pemasangan Kornea Donor: Setelah kornea Anda dipotong, kornea donor yang cocok akan dipasang dan diperbaiki di tempatnya. Hal ini dilakukan dengan menggunakan jahitan halus atau adhesif medis yang membantu mempertahankan posisi kornea donor.
  6. Penutupan Luka Operasi: Setelah pemasangan kornea donor, luka operasi akan ditutup dengan benang halus atau teknik penutupan lainnya. Benang biasanya akan dihapus dalam beberapa bulan setelah operasi.

Transplantasi Kornea

Fungsi dari Transplantasi kornea

  1. Memperbaiki Penglihatan : Transplantasi kornea dapat membantu memulihkan penglihatan yang terganggu atau hilang akibat kondisi kornea yang parah, seperti distrofi kornea, keratoconus, luka kornea, atau degenerasi makula
  2. Mengurangi Gejala dan Ketidaknyamanan : Kondisi kornea yang parah, seperti distrofi kornea atau keratoconus, dapat menyebabkan gejala seperti penglihatan kabur, peningkatan sensitivitas terhadap cahaya, mata kering, atau nyeri. 
  3. Menyelamatkan Mata dan Mencegah Komplikasi : Pada beberapa kondisi kornea, seperti ulkus kornea yang berulang atau infeksi yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan lain, transplantasi kornea dapat menjadi pilihan terakhir untuk menyelamatkan mata dari kerusakan yang lebih lanjut

 

Tapi Transplantasi kornea yang dilakukan sepenuhnya masih memiliki tingkat keberhasilan sekitar 60% dan memiliki risiko seperti : 

  1. Glaukoma : ketika melakukan cangkok kornea bisa terjadi risiko peningkatan tekanan intraokular. Monitoring tekanan intraokular secara teratur setelah transplantasi kornea penting untuk mendeteksi dan mengelola glaukoma dengan tepat
  2. Penolakan Jaringan : Yang mana sama halnya ketika sedang mencangkok tanaman terkadang tidak bisa tumbuh di inang yang baru, penolakan jaringan juga bisa terjadi pasca cangkok kornea 
  3. Rejeksi: Rejeksi merupakan respons sistem kekebalan tubuh terhadap kornea donor yang ditanamkan. Risiko rejeksi paling tinggi dalam beberapa bulan pertama setelah transplantasi, tetapi dapat terjadi kapan saja
  4. Pembengkakan Kornea: Beberapa pasien mungkin mengalami pembengkakan kornea (edema kornea) setelah transplantasi. Ini dapat menyebabkan penglihatan kabur atau penglihatan ganda. Pembengkakan kornea biasanya dapat diatasi dengan penggunaan obat tetes mata dan manajemen medis yang tepat.

Baca juga : 

Daftar Artis Pernah Operasi Lasik, Begini Ceritanya

Ini 6 Bahaya Sinar UV pada Mata dan Begini Cara Melindunginya

Transplantasi kornea

Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Transplantasi Kornea ?

Mengingat Transplantasi kornea merupakan sebuah prosedur operasi yang memiliki risiko, tapi apabila penyakit yang dialami tidak ada jalan lain selain cangkok kornea maka hal tersebut harus dilakukan dengan mengikuti anjuran dari dokter. 

Segeralah untuk melakukan operasi tersebut jika memang tidak ada cara lain untuk menyembuhkan penyakit pada mata, sebelum melakukan Transplantasi kornea penting untuk konsultasi dokter mata terlebih dahulu. 

 

Sumber Info: dr. Rigan Ndaru Wicaksono, Sp.M

 

Saksikan juga video lain tentang kesehatan dibawah ini : 

Bagikan:

Berikan Komentar