Penyebab Mata Silinder
Diposting oleh :

Inilah Kebiasaan Penyebab Mata Silinder yang Bisa Kamu Hindari

Selain Mata Minus, kita mengenal pula gangguan mata yang disebut Mata Silinder atau Astigmatisme. Kenapa seseorang bisa mengalami Mata Silinder? Adakah kebiasaan tertentu yang jadi penyebab Mata Silinder? Bagaimana agar kita bisa terhindar dari Mata Silinder? 

Pengertian Mata Silinder

Seperti Miopia atau Mata Minus, Mata Silinder termasuk ke dalam kategori Kelainan Refraksi.

Menurut dr. Chandra Denta, Sp.M, Kelainan Refraksi adalah gangguan pada penglihatan karena cahaya masuk ke dalam bola mata tidak difokuskan, sehingga penglihatan menjadi buram.

“Jadi ibarat kita melihat kamera handphone. Nah, kameranya itu tidak bisa fokus, ngeblur karena memang ada Kelainan Refraksi di situ,” katanya.

Baca juga: Inilah Penyebab Trakoma, di Pesantren Sering Terjadi

Dokter Chandra menjelaskan bahwa Mata Silinder terjadi karena permukaan kornea tidak rata sehingga cahaya masuk ke dalam mata difokuskan di berbagai titik.

“Jadi, tidak dalam satu titik sehingga penglihatan yang dihasilkan juga sangat buram,” sebutnya.

Mengutip hasil sebuah penelitian, dokter Chandra mengatakan bahwa dari total 285 juta orang di seluruh dunia yang memiliki Kelainan Refraksi, Mata Silinder menyumbang sekitar 9,8 persen di Asia Tenggara, pada tahun 2017.

“Dan itu diprediksi akan semakin meningkat beriringan dengan perkembangan era digital,” jelasnya.

Secara lebih rinci, dokter Chandra menggambarkan Mata Silinder terjadi tatkala cahaya masuk dibiaskan oleh lensa atau kornea, namun tidak dibiaskan pada satu titik dalam bola mata. Akibatnya, titiknya dapat bermacam-macam. Misalnya, ada di depan bola mata maupun di belakang bola mata.

Gejala Mata Silinder

Baca juga: Bagaimana Cara Mendapatkan Operasi Katarak Gratis

Penyebab Mata Silinder

Menurut dokter  Chandra, penyebab Mata Silinder bisa beberapa macam. Salah satunya, katanya, karena lengkung kornea tidak merata.

“Harusnya lengkung kornea itu mulus. Tapi, pada orang yang mengidap Mata Silinder, lengkung kornea itu kurang mulus atau tidak beraturan sehingga cahaya yang masuk ke dalam mata difokuskan tidak pada satu titik. Jadi, ada beberapa titik, seperti itu,” urainya.

Ditilik dari struktur bola mata, jelas dokter Chandra, ada dua macam faktor penyebab Mata Silinder. Pertama, Silinder Internal dan kedua, Silinder Eksternal. 

“Untuk Silinder Internal, jadi penyebabnya adalah di dalam jaringan bola mata, seperti lensa. Mungkin posisi lensanya miring, kemudian lensanya yang elips atau terlalu cembung, seperti itu ya, jadi intinya lensa tidak sempurna,” paparnya.

Adapun Silinder Eksternal, sambung dokter Chandra, terkait dengan bagian luar mata, contohnya kornea. 

Baca juga: Menggunakan Softlens Tidak Sesuai Ukuran, Amankah?

“Kornea itu kan bagian luar mata yang langsung bersentuhan dengan dunia luar. Itu lengkung korneanya tidak simetris. Jadi, harusnya itu lengkung tapi dia ada bagian yang flat. Ada yang lebih cembung sehingga cahaya yang masuk pada bola mata dibiaskan atau difokuskan tidak pada satu titik di dalam bola mata,” dokter Chandra menerangkan. 

Ditambahkannya bahwa Silinder Eksternal juga bisa disebabkan karena trauma yang didapat di dalam bola mata.

“Pada orang tertentu sebelumnya tidak ada Silinder. Kemudian, terjadi benturan di sekitar mata sehingga mengganggu bentuk dari kornea atau lensanya itu bergeser. Itu bisa menyebabkan jadi Silinder,” tuturnya.

Menurut dokter Chandra, pasca tindakan operasi mungkin pula menyebabkan seseorang mengalami Mata Silinder Eksternal. 

“Jadi, pada saat operasi mata, kemudian dilakukan manipulasi di daerah kornea dan akhirnya dijahit. Itu juga bisa terjadi Mata Silinder,” jelasnya.

Astigmatisme (mata silinder) ilustrasi penglihatan kapal

Bagaimana cara mengetahui Mata Silinder

Seperti apa sih Mata Silinder itu? Apakah sama seperti Mata Minus? Bagaimana memastikannya?

Dokter Chandra menjelaskan bahwa sebenarnya Mata Silinder dan Mata Minus itu hampir sama gejalanya.

Baca juga: Penyebab dan Gejala Katarak 

“Sama-sama penglihatannya kabur. Tapi, kadang-kadang orang itu tidak menyadari kalau penglihatannya kabur karena mungkin mata satunya masih normal sementara mata satunya Silinder. Sehingga penglihatannya normal karena dibantu mata satunya,” ungkapnya.

Mesti sama-sama mengalami mata kabur, toh mata kabur pada Mata Minus serta mata kabur pada Mata Silinder ternyata berbeda. 

“Untuk Mata Silinder, karakteristik mata kaburnya itu melihat garis itu biasanya tidak lurus karena cahaya tidak difokuskan pada satu titik. Sehingga untuk melihat garis itu harusnya lurus, tapi dia belok-belok seperti itu ya.” Demikian dijelaskan dokter Chandra.

Selain garis, cahaya juga bisa jadi indikasi untuk mengetahui apakah seseorang mengidap Mata Silinder atau cuma Mata Minus biasa.

Dokter Chandra menerangkan pada pengidap Mata Silinder, saat melihat  cahaya, maka terlihat cahaya itu pecah-pecah. “Karena memang kornea juga tidak rata sehingga pembiasan ke dalam bola matanya juga pecah-pecah,” tegasnya.

Lebih jauh ia menjelaskan lantaran penglihatan kurang bagus dan kabur, maka kadang-kadang orang yang mengidap Silinder sering memicingkan mata untuk melihat lebih fokus.

“Dari sering memicingkan mata, jadi nyeri kepala. Kadang-kadang dia kok tiba-tiba pusing. Saat bekerja, kok tiba-tiba pusing. Kayak gitu,” beber dokter Chandra.

Selain itu, lanjutnya, mata sering terasa lelah. “Nah, itu ada baiknya kalau mengalami hal-hal seperti itu, diperiksakan ke dokter mata untuk melihat apakah ada Gangguan Refraksi atau tidak. Begitu, ya,” sarannya.

Baca juga: Empat Pilihan Pengobatan Kantung Mata Kendur

Penanganan penyebab Mata Silinder

Dokter Chandra menganjurkan jika kita mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan di muka, maka kita sebaiknya langsung memeriksakan diri ke dokter mata.

“Tapi, banyak juga yang langsung ke optik. Kalau ke optik, memang lebih fokusnya untuk kacamata. Tapi, kalau ke dokter mata, nanti kita bisa memeriksa semua. Apakah betul kelainan pusingnya itu disebabkan\oleh karena Kelainan Refraksi atau mungkin penyebabnya adalah yang lain. Jadi, ada baiknya kalau ada kasus seperti itu dikonsultasikan ke dokter mata terdekat.” Begitu ia menyarankan.

Menurut dokter Chandra, ketika pemeriksaan dan diketahui ada Gangguan Refraksi atau Mata Silinder, maka dokter akan merekomendasikan menggunakan kacamata yang sesuai dengan ukuran Silinder pada pasien dan sesuai dengan  kenyamanan pasien.

Baca juga: Mengenal Operasi Katarak

Selain kacamata, jelas dokter Chandra, kita juga bisa menggunakan lensa kontak yang khusus Silinder.

Pengertian Mata Silinder

Mencegah kebiasaan yang mengakibatkan Mata Silinder

Selain faktor bawaan, faktor gaya hidup zaman sekarang dinilai dapat ikut berkontribusi bagi munculnya maupun makin parahnya mata silinder. Demikian antara lain dikatakan dokter Chandra.

“Karena Mata Silinder itu penyebabnya banyak. Salah satunya karena bawaan. Ada kecenderungan kalau orangtuanya matanya Minus atau Silinder, maka anaknya akan Minus atau Silinder juga. Itu bawaan, sehingga kita kadang tidak bisa mencegah itu,” katanya.

Adapun untuk yang faktor gaya hidup, tentu saja, kita dapat mencegahnya.“Maka, bagaimana mencegah agar mata silinder itu tidak tambah parah? Pertama, hindari membaca yang terlalu dekat. Kadang-kadang orang itu membaca tidak sadar, apalagi membaca sambil tiduran sehingga tidak sadar bahwa ternyata dia melihatnya terlalu dekat. Idealnya, untuk membaca itu 30 centimeter dari buku,” cetus dokter Chandra.

Ia mengingatkan pula agar kita melihat dengan cahaya yang cukup. “Kadang-kadang kalau di kamar sebelum tidur membaca atau main game sambil tiduran, kamarnya sudah dimatiin, menggunakan cahaya handphone. Ini akan memperparah Mata Silinder atau Mata Minus,” ucapnya.

Baca juga: 4 Kasus Darurat Mata Ini Butuh Penanganan Segera

Dokter Chandra menilai, zaman sekarang, orang menggunakan handphone itu cenderung terlalu lama dan terlalu dekat. Menurutnya, ada baiknya kalau seandainya menggunakan handphone diatur jarak penggunaannya.

“Kemudian, tidak lebih dari 20 menit. Jadi, kalau kita melihat lebih dari 20 menit, ada baiknya kita istirahat dulu. Bagaimana cara mengistirahatkannya, selama dua puluh menit melihat, kita harus melihat sekitar enam meter selama dua puluh detik yaitu untuk membuat mata kita tidak cepat lelah sehingga mencegah mengurangi terjadi Gangguan Refraksi,” sebutnya. 

Soal televisi juga disinggung oleh dokter Chandra. Ia menjelaskan bahwa jarak ideal melihat televisi lima kali dari ukuran incinya. “Contohnya, kalau di rumah kita itu ada televisi 32 inci, jadi dikali lima sekitar 150 inci. Nah, 160 inci itu. Sekitar empat meter. Jadi, untuk televisi yang 32 inci ada baiknya melihat jarak pandang ke televisi itu jaraknya empat meter,” urainya.

Dalam hal makanan, dokter Chandra menganjurkan kita makan empat sehat lima sempurna. “Makanan itu penting sekali untuk membuat kesehatan mata lebih bagus. Apapun sayuran yang kita makan itu bagus buat tubuh kita dan mata kita,” katanya.

Baca juga: Ortho-K Terapi Mata Minus untuk di bawah 18 Tahun

Yang perlu dihindari, sebutnya, yaitu makanan yang berkolesterol tinggi yang menggunakan garam yang tinggi, dan menghindari minuman beralkohol dan mengurangi merokok. “Karena itu memang salah satu penyebab mata menjadi kurang sehat,” simpul dokter Chandra.

LASIK sebagai pilihan terbaik agar bebas dari kacamata Silinder

Seperti disebutkan dimuka, untuk penanganan Mata Silinder, dapat digunakan kacamata khusus Silinder. Selain itu, bisa juga dengan menggunakan lensa kontak khusus Silinder.

Meski sama-sama dapat membantu penderita Mata Silinder, penggunaan kacamata maupun lensa kontak membuat kita sedikit ribet.

Lantas, bagaimana jika kita tidak ingin menggunakan kacamata atau lensa kontak?

Dokter Chandra mengatakan bahwa opsinya yaitu LASIK. “Kalau pasien tidak berkeinginan menggunakan kacamata, atau tidak mau repot menggunakan lensa kontak, bisa dengan operasi atau LASIK,” demikian rekomendasi dokter Chandra.

Ia menambahkan bahwa LASIK ini adalah operasi yang memanipulasi kornea agar penglihatan lebih bagus. 

“Jadi, kalau korneanya kurang rata untuk Mata Silinder ini, dengan operasi LASIK, akan bisa ditangani. Bisa jadi normal tanpa menggunakan kacamata ataupun menggunakan lensa kontak,” dokter Chandra memastikan.

kacamata minus bisa lepas dengan ini

Baca juga: Rekomendasi Dokter Mata Gresik yang Bisa Kamu Pilih

Sahabat, apabila Anda memiliki keluhan seputar kesehatan mata dan ingin melakukan konsultasi dokter mata, tak perlu ragu segera saja menghubungi kami.

Untuk update informasi terkini kesehatan mata berikut informasi layanan kesehatannya, silahkan ikuti kanal media sosial kami. 

Sumber: dr. Chandra Denta, Sp.M

Tonton video edukasi kesehatan mata berikut ini: 

    

Bagikan:

Berikan Komentar